Hey, kau yang ada disana
Entah mengapa, setiap aku bertemu denganmu, pipiku merona layaknya glukosa yang ditetesi fehling A & B. Otot tulang rusuk dan diafragmaku berkontraksi relaksasi, bertalu-talu memburu nafasku. Serebrum dan serebelumku lamat-lamat melupakan tugasnya.
Hey, kau yang ada disana
Kau tahu, mengapa hatiku terikat oleh benang-benang spindel hatimu? Karena kau adalah mitokondria yang menghasilkan energi-energi kehidupanku. Karena kau adalah auksin yang mampu membuat pucuk-pucuk hatiku menjulang ke awan-awan. Karena kau adalah Rhizobium yang senantiasa mengikat N2 cintaku.
Hey, kau yang ada disana
Tidakkah kau sadari, bahwa kita berdua adalah gen komplementer− yang akan tetap menghasilkan filial-filial yang tuli dan gagu bila kita tak bersatu? Bahwa kita adalah Nitrosomonas dan Nitrosoccocus yang takkan mampu mengubah amoniak menjadi nitrit tanpa kehadiran yang lainnya?
Hey, kau yang ada disana
Hatiku akan selalu bersimbiosis dengan hatimu, tak peduli apakah kita ini homologi atau analogi, heterozigot atau homozigot. Tak peduli meskipun kau memiliki beribu-ribu lisosom dan aku hanya mempunyai dinding sel. Aku bahkan tak peduli apakah engkau ini adenin ataupun guanin− yang jelas, aku akan selalu membawakan pasangan asam amino yang tepat ke dalam ribosom hatimu.
Hey, kau yang ada disana
Takkan pernah aku berinterfase untuk mencintaimu…
26 September 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment