27 September 2010

BUDIDAYA IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus bleeker)

1. PENDAHULUAN
Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan d i gemari masvarakat Indonesia.

            jenis Ikan Nila diantaranya Citralada, tralada, lokal dan Nila GIFT yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar).

            Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jaring Apung (KJA).

            Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.

            Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.

2. PEMBESARAN IKAN NILA GIFT

Teknik pembesaran Ikan Nila GIFT terapannya ada. 3 (tiga) macam, yaitu :

A. Monoculture (Pemeliharaan Tunggal).

            Luas lahan kolam pembesaran bervariasi, tergantung lahan yang tersedia. Dapat berupa kolam tanah, kolam. berdinding tembok, Kolam Air Deras (KAD) dan Keramba Jaring, Apung (KJA).

            Air yang digunakan untuk pemeliharaan harus bebas polusi baik yang berasal dari limbah industri, pertanian maupun Limbah rumah tinggal. Debit air 1- 5 It/ detik untuk luas selahan 100 m2.


B. Polyculture (Pemeliharaan Campuran dengan Ikan lain).

            Pemeliharaan Ikan Nila dapat juga dilakukan secara polyculture (campuran) dengan jenis ikan lain, syaratnya ikan yang dimasukkan tidak merupakan pesaing (kompetitor) atau pemangsa (predator) bagi ikan Nila. jenis serta prosentase


C. Terpadu Longyam(BalongAyam) dan Unggas lainnya.

            Untuk meningkatkan produksi, pemeliharaan Ikan Nila dapat dilakukan bersama dengan pemeliharaan unggas. Berdasarkan dari pengalaman yang sudah banyak dilakukan, pemeliharaan Ikan Nila yang menguntungkan bila dipadukan dengan ayam petelur.

3. PERSIAPAN KOLAM

Persiapan Kolam pemeliharaan Ikan Nila meliputi :
a. Pengeringan kolam;
b. Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
c. Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
d. Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.;
e. Pengisian air kolam;
f. Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
g. Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;
h. Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
i. Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.

4. PENEBARAN BENIN IKAN NILA

            Ukuran benih Ikan Nila yang disebarkan berukuran 8 - 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor dengan padat tebar 5 - 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan, 6 bulan hingga ukuran berat Ikan Nila mencapai 400 - 600 gram/ekor. Atau juga, untuk

5. PEMBERIAN MAKANAN

            Komposisi makanan yang diberikan untuk Ikan Nila selain makanan alami dapat diberikan makanan tambahan. yang diusahakan secara intensif, yaitu berupa dedak, ampas kelapa, pellet atau sisa-sisa makanan dapur.

• Pada dasarnya pemberian pakan terdiri dari:
• Protein 20-30%;
• Lemak 70% (maksimal.);
• Karbohidrat 63 - 73%.
• Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
• Kaliandra;
• Kalikina atau kecubung;
• Kipat,
• Kihujan.

6. PENYAKIT
 
            Penyakit Ikan Nila yang, paling serius adalah yang disebabkan oleh lingkungan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kurang baik dsb. Penanggulangan yang paling baik dan efektif dengan cara memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.

            Sekali kolam ikan terlanda penyakit yang, serius biasanya terlambat untuk melakukan tindakan apapun. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.

            Oleh karma itu melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.

7. PEMANENAN

            Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.

            Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.

            Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.

            Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap.

            Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.
            Ikan nila merupakan komoditas potensial yang  patut dilirik oleh siapa saja yang ingin menggelutinya. Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar favorit karena nilai jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang lebih pendek. Selain itu ikan nila juga mudah dikembangbiakan, dan dipelihara serta toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Rasanya cukup gurih sehingga digemari masvarakat Indonesia.
            Bentuk tubuh ikan nila lebih besar dari pada ikan mujair serta memiliki garis-garis putih vertical pada sirip ekor dan punggungnya. Ikan nila yang merupakan ikan sungai atau danau sangat cocok dibudidaya pada perairan yang tenang ataupun kolam. Toleransi ikan ini terhadap salinitas sangat tinggi, sehingga selain pada periran tawar, nila juga sering ditemukan hidup dan berkembang pesat pada perairan payau, misalnya tambak.

8. Teknik Budidaya

Persiapan Kolam.
            Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Hal ini penting dalam mengatur sirkulasi air di kolam.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam :
  • Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.
  • Pemberian kapur pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit – bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan pH air.
  • Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing – masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
  • Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik.

Penebaran Benih.
            Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

Pemberian Pakan.
            Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5%dari berat tubuh ikan.

Pemanenan
            Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan dikolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

Pemasaran.
             Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

Analisa Usaha.
Budidaya dilakukan pada kolam sederhana ukuran 50 m2 dengan padat tebar 35 ekor/m2.
Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 25% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor.

1.Investasi
    •Pembuatan kolam dan pembelian peralatan = Rp. 1.000.000

2.Biaya
   •Biaya Tetap per panen dalam satu tahun Rp. 480.000: 4 = Rp. 120.000

   •Biaya variable terdiri dari Benih+pakan+ Obat = Rp. 2.051.200

   Total biaya = Rp. 2.051.200 + Rp. 120.000 = Rp. 2.171.200

3.Hasil Produksi per periode
Panen 394 kg@ 9000 = Rp. 3.536.000

4.Keuntungan
 Rp. 3.536.000 – Rp. 2.171.200 = Rp. 1.374.800

0 komentar:

Post a Comment

 

Blogroll

Selamat Datang

Memberi motivasi lebih sulit dari pada memunculkannya, dan akan lebih sulit lagi memotivasi diri sendiri dari pada memotivasi orang lain. Munculkan motivasi dalam diri selama darah masih mengalir, jantung masih berdetak. Salam manis...

|-ShiJitSuKi-| Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template