Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Ada beberapa alasan untuk menggunakan pengukuran, tes, dan evaluasi dalam pendidikan, antara lain :
a. Seleksi
Tes dan beberapa alat pengukuran digunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan diterima atau ditolak dalam suatu proses seleksi. Untuk dapat memutuskan penerimaan atau penolakan ini maka haruslah digunakan tes yang tepat, yaitu tes yang dapat meramalkan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu pada masa yang akan datang dengan resiko yang terendah. Tes jenis ini sangat umum dalam masyarakat kita, karena hampir selalu terjadi peminat untuk pekerjaan atau pendidikan jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Dilihat dari segi ini, maka acapkali tes seleksi yang dilakukan hanya sekedar untuk memisahkan orang yang akan diterima dari orang yang akan ditolak. Bukan untuk memperoleh calon yang paling besar kemungkinan berhasil dalam pekerjaan atau program yang akan dilakukan.
b. Penempatan
Dalam kursus atau latihan yang singkat biasanya dilakukan tes penempatan, untuk menentukan tempat yang paling cocok bagi seseorang untuk dapat berprestasi dan berproduksi secara efisien dalam suatu proses pendidikan atau pekerjaan. Tes seperti ini terutama didasarkan pada informasi tentang apa yang telah dan apa yang belum dikuasai oleh seseorang.
c. Diagnosis dan remedial
Tes seperti ini terutama untuk mengukur kekuatan dan kelemahan seseorang dalam kerangka memperbaiki penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan tertentu. Jadi sebelum dilakukan remedial, maka seharusnya didahului oleh suatu tes diagnosis.
d. Umpan balik
Hasil suatu pengukuran atau skor tes tertentu dapat digunakan sebagai umpan balik, baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru atau instruktur yang berusaha mentransfer kemampuan kepada peserta didik. Suatu skor tes dapat digunakan sebagai umpan balik, bila telah diinterpretasi. Setidak-tidaknya ada dua cara menginterpretasi skor tes, yaitu dengan membandingkan skor seseorang dengan kelompoknya dan dengan melihat kedudukan skor yang diperoleh seseorang dengan kriteria yang ditentukan sebelum tes dimulai. Untuk yang pertama dinamakan “norm reference test” dan yang kedua dinamakan “criterion reference test”.
e. Memotivasi dan membimbing belajar
Hasil tes seharusnya dapat memotivasi belajar peserta didik, dan juga dapat menjadi pembimbingan bagi mereka untuk belajar. Bagi mereka yang memperoleh skor yang rendah seharusnya menjadi cambuk untuk lebih berhasil dalam tes yang akan datang dan secara tepat dapat mengetahui diwilayah mana terletak kelemahannya. Dan bagi mereka yang mendapat skor yang tinggi tentu saja hasil itu dapat menjadi motivasi mempertahankan dan maningkatkan hasilnya, serta dapat menjadi pedoman dalam mempelajari bahan pengayaan.
f. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
Salah satu peran yang penting evaluasi pendidikan ialah mencari dasar yang kokoh bagi perbaikan kurikulum dan program pendidikan. Perbaikan kurikulum atau program pendidikan yang dilakukan tanpa hasil evaluasi yang sistematik acapkali menjadi usaha sia-sia yang mubajir.
g. Pengembangan ilmu
Hasil pengukuran, tes, dan evaluasi tentu saja akan dapat member sumbangan yang berarti bagi perkembangan teori dan dasar pendidikan. Ilmu seperti pengukuran pendidikan dan psikometrik sangat tergantung pada hasil-hasil pengukuran, tes, dan evaluasi yang dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari guru dan pendidik. Dari hasil itu akan diperoleh pengetahuan emperik yang sangat berharga untuk pengembangan ilmu dan teori.
sumber: unjabisnis
0 komentar:
Post a Comment