Alkisah kira-kira delapan belas tahun yang lalu, adalah seorang perempuan yang sedang mengandung si jabang bayi. Pada suatu ketika perempuan itu mendalami pendarahan yang cukup hebat, sepertinya akan segera melahirkan. Sang suami bergegas memanggil bidan desa untuk menolong persalinan istrinya itu. Setelah diperiksa ternyata ia hanya mengalami pendarahan biasa. Tapi saat pendarahan itu terjadi segumpal darah keluar dari selangkangannya. Sang suami yang mengira gumpalan darah tersebut hanya gumpalan darah biasa serta-merta membuang gumpalan tersebut ke sungai.
Beberapa hari kemudian barulah perempuan tersebut melahirkan seorang bayi laki-laki.Pasangan tersebut sangat bahagia karena telah mendapatkan keturunan. Beberapa bulan kemudian diadakanlah syukuran dan khitanan terhadap bayi tersebut.
Namun, suatu malam sang istri bermimpi didatangi seorang anak perempuan yang mukanya terlihat marah. “ Kenapa kalian membuangku? Ibu dan bapak pilih kasih!”. Keluhnya .
“ Kamu ini siapa? Kenapa marah sama saya?”. Tanya perempuan itu
“ Aku ini juga anak ibu sama bapak”. Jawabnya
Perempuan itu merasa bingung mendengar jawaban dari anak perempuan tersebut. “ Anak kami? Anak kami cuma ada satu, anak laki-laki pula, bukan anak perempuan”. Tandasnya.
Sejak saat itu di desa tempat tinggal pasangan tersebut sering terjadi orang kesurupan. Dan rupa-rupanya arwah dari anak permpuan dalam mimpi tersebutlah yang kerap merasuki tubuh warga. Akhirnya sang suami memutuskan untuk mencari tahu apa yang diinginkan arwah tersebut. Melalui orang yang dirasuki, sang suami berkomunikasi dengan arwah tersebut.
Arwah tersebut berjanji akan berkumpul dengan keluarga tersebut, namun dengan wujud binatang, seekor buaya muara. Anak itu meminta agar ayahnya memasang perangkap berupa jaring di pinggir sungai. “ Jika ada seekor buaya kecil terperangkap dalam jarring, itulah jelmaan saya”. Ucap anak tersebut.
Esoknya sesuai permintan anak tersebut, sang lelaki memasang jarring di pinggir sungai. Di kemudian hari, seperti yang dikatakan arwah anak perempuan tersebut. Seekor buaya kecil terperangkap dalam jaring. Si bapak lantas membawa buaya tersebut ke rumah. Bersama istrinya, ia merawat buaya tersebut dengan sepenuh hati. Buaya tersebut diberi nama Nurhasanah. Dan hingga kini masih dirawat dengan baik.
0 komentar:
Post a Comment