BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan
karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau
praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi
kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori
kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban.
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena
kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan
prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah
mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter
terdekat.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang di maksud P3K?
2.
Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3.
Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?
1.3.
Tujuan
1.
Agar pembaca tahu bagaimana memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat.
2.
Mencegah terjadinya kesalahan saat
member pertolongan jika terjadi kecelakaan dan mencegah penurunan kondisi badan
atau cacat.
3.
Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah
upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana
dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban
dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa
memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya
semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit
terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan.
2.2. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu
dilakukan tahapan awal sebelum P3K yaitu:
1. Penolong
mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan
Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai
tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan
Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan
P3K
2.2.1.
Teknik Dalam P3K
A. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1. Cari
keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan
korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan
keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4. Segera
lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila
korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain
itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan
untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian
setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain.
Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam
jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa
terselamatkan.
2.2.2.
Pembalutan
Tujuan
dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah
ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta
infeksi.
·
Kegunaan pembalutan adalah:
1. Menutup
luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. Melakukan
tekanan
3. Mengurangi
atau mencegah pembengkakan
4. Membatasi
pergerakan
5. Mengikatkan
bidai.
·
Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan
segitiga atau mitela
Pembalut segitiga
dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan
kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut
suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga
diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2. Pembalut
Plester
Digunakan untuk
merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut
meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk
merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3. Pembalut
Pita Gulung.
4. Pembalut
Cepat.
Pembalut ini siap pakai
terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
2.2.3.
Indikasi Pembalutan:
Menghentikan
pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
2.2.4.
Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:
1.
Bundar, pada kepala.
2.
Bulat panjang tapi lonjong, artinya
kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah dan betis
3.
Bulat panjang hamper sama ujung dengan
pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari tangan.
4.
Tidak karuan bentuknya, pada persendian
2.2.5. Pembidaian
Bidai
adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang
patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
Syarat pemasangan bidai:
1.
Bidai harus melebihi dua persendian yang
patah
2.
Bidai harus terbuat dari bahan yang
kuat, kaku dan pipih.
3.
Bidai dibungkus agar empuk.
4.
Ikatan tidak boleh terlalu kencang
karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.
2.2.6. Alat-alat bidai:
1.
Papan, bamboo, dahan
2.
Anggota badan sendiri
3.
Karton, majalah, kain
4.
Bantal, guling, selimut
2.2.7.
Pernafasan Buatan
Sering
disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1. Tersedak,
2. Tenggelam
3. Sengatan
Listrik,
4. Penderita
tak sadar,
5. Menghirup
gas dan atau kurang oksigen,
6. serangan
jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Ø 2.4.1.
Fase RJP:
A = Airway control
(pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support
(ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation
(pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk
teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.
2.2.8.
Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi
adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang
sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan
evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
2.2.9. Cara pengangkutan korban:
1. Pengangkutan
tanpa menggunakan alat atau manual
Pada
umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan,
dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2. Pengangkutan
dengan alat (tandu)
Rangkaian
pemindahan korban:
1. Persiapan,
2. Pengangkatan
korban ke atas tandu,
3. Pemberian
selimut pada korban
4. Tata
letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
·
Prinsip pengangkatan korban dengan
tandu:
1. pengangkatan
korban
Harus
secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha,
bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2. Sikap
mengangkat.
Usahakan
dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3. Posisi
siap angkat dan jalan.
Biasanya
posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
Ø Menaik,
bila tungkai tidak cedera,
Ø Menurun,
bila tungkai luka atau hipotermia,
Ø Mengangkut
ke samping,
Ø Memasukan
ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
Ø Kaki
lebih tinggi dalam keadaan shock.
2.3. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K -
Pengertian P3K adalah bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke rujukan, sedangkan Pertolongan Pertama (PP) adalah pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/ kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar, yaitu suatu tindakan perawatan yang
didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam
khusus yang dilatih memberikan pertolongan pertama. Kesalahan Yang Sering
Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang sering
kita lakukan adalah :
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan
berbisa.
Menoreh
luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena
infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau
ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.
2. Mengoles mentega pada luka
bakar.
Tindakan
tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan menngkatkan
resiko terkena infeksi pada luka bakar.
Cukup
dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan
kain bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh. Luka
bakar dengan kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.
3. Menghentikan pendarahan dengan
membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan (torniquet) diatas luka
yang mengalami pendarahan.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka.
Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung
dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup
kencang. Bawa segera ke rumah sakit apabila pendarahan tidak berhenti, luka
tetap menganga, terinfeksi atau luka disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.
4. Memberikan terapi panas pada
kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan
tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses
penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es
pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit
dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan
hal tersebut selama 1-2 hari.
5. Memindahak korban tabrakan dari
dalam mobil ke tempat lain.
Tindakan
tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan
sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau
bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut
tidak terbakar atau kondisi berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya
tim medis.
6. Mengucek mata ketika ada benda
masuk ke mata.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan
mencuci mata melalui air yang mengalir.
7. Menggunakan air panas untuk
menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada
kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang langsung direndam pada
air panas.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh. Tidakan yang benar
adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat atau menggunakan uap yang
kering.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol
untuk mengurangi demam.
Alkohol
bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak.
Tindakan yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera
bawa ke dokter atau rumah sakit untuk demam yang sangat tinggi .
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
P3K
adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa
korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap dalam memberikan
Pertolongan Pertama Pada kecelakaan :
1. Penolong
mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan
Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai
tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan
Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan
P3K
3.2. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang harus di hindari,
yaitu:
1. Menoreh
bekas luka gigitan hewan berbisa.
2. Mengoles
mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan
pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan
(torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan
terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahak
korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek
mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan
air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai
membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok
tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
12 komentar:
hai
Sangat bermanfaat infonya, Silahkan mampir bila butuh informasi seputar k3 di : http://artikel-k3.blogspot.co.id/
Thanks
izin copas...
buat tambahan referensi...
makasih.. ^^
Terima Kasih telah mengunjungi blog ini :D
Izin copas buat tugas sekolah gan
Izin copas buat tugas sekolah gan
Kok gk ada daftar pustaka nya
Kok gk ada daftar pustaka nya
GOOD JOB BERMANFAAT
Daftar pusaka nya mana??
Izin save
Post a Comment